gaya hidup mewah para pejabat
Minggu, 30 Desember 20120 komentar
dps Uang, tidak munafik, pasti semua orang sangat membutuhkan uang. Bisa beli apa saja yang kita inginkan, apalagi di zaman yang semakin tinggi ini, pasti kebutuhan kita semakin up to date. Hanya saja, terkadang manusia itu berlebihan dan tidak mau hidup sederhana dalam kelimpahan.
Suatu hari saya berjalan-jalan keliling komplek di malam hari. Saya memperhatikan rumah-rumah yang ada di situ. Ada satu rumah, bisa dikatakan sederhana, tidak bertingkat dan mempunyai garasi yang luas, tapi mobilnya ada 5, motornya 2. Saya sempat sedikit kaget, untuk apa mobil sebanyak itu ditambah motor 2? Saya hanya menghela napas dan pulang ke rumah. Hingga suatu hari saya mendengar kabar ternyata ada pejabat di komplek tempat tinggal saya yang ditangkap karena korupsi, ternyata itu adalah pejabat yang tinggal di rumah tadi, yang mobilnya 5, motornya 2.
Banyak sekali saya temukan para pejabat-pejabat yang berlimpah fasilitas, namun tidak dapat hidup dalam kesederhanaan. Mempunyai mobil yang banyak, menjadi orang nomor satu penyumbang terbesar di restoran, dan bisa saja di tempat-tempat yang tak sepantasnya mereka adalah konsumen high level.
Miris sekali menyaksikan pejabat-pejabat yang mengatur dalam pemerintahan yang sering diperhadapkan dengan masyarakat, namun tidak memberikan teladan kesederhanaan. Lebih baik hidup sederhana dalam kelimpahan, daripada hidup mewah dalam kelimpahan yang sebenarnya hanya nafsu kita semata untuk hidup serba enak dan wah! Mereka para pejabat eksekutif dan legislatif yang menuntut fasilitas yang mewah dan gaji yang lebih besar untuk memenuhi gaya hidup yang mewah, lebih baik dibasmi saja daripada duduk hanya angkat kaki, internetan, ketawa-ketawa tapi terima gaji besar beserta fasilitas.
Dapat kita bayangkan jika semua pejabat-pejabat di pemerintahan adalah orang yang ‘melayani’, bukan ‘dilayani’. Dengan uang mereka yang banyak, mereka lebih banyak menabur untuk orang-orang susah daripada menghabiskan uang mereka untuk bermewah-mewahan. Bayangkan jika pejabat-pejabat ini adalah orang yang hidup sederhana dan bersahaja. Indah bukan? Terkadang mereka berpikir, oh! Saya sudah menyumbang untuk yayasan di sana, tapi coba apakah yang mereka sumbang lebih besar dari uang yang mereka keluarkan untuk hidup mewah? Tanda tanyanya besar sekali untuk pertanyaan ini.
Buka mata, buka hati, apa sebenarnya tugas dari para pejabat-pejabat ini. Menurut saya mereka yang terpilih seharusnya lebih menjadi “pelayan-pelayan” dalam masyarakat, menjadi orang yang lebih rendah hati, turun langsung ke lapangan, tidak hanya menjadi penyumbang saja sehingga masyarakat pun dapat melihat dari keteladanan para pejabat-pejabat dan kecintaan mereka terhadap kota atau bangsanya semakin meningkat.
Label:
gaya hidup
Posting Komentar