dps Lingkungan dan pergaulan, memang
seringkali menjadi biang keladi seorang istri terjerumus gaya hidup
berfoya-foya dengan hasil keringat suaminya. Namun yang menjadi biang
sesungguhnya adalah ketidakmengertian dan ketidakkesadaran sebagai
seorang istri yang mencintai suaminya.
Seorang istri meraung-raung menangis dan
minta ampun pada suaminya yang amarahnya sudah naik ke ubun-ubun
setelah menyadari kelakuannya selama ini. Dimana salah satu bentuk
sayangnya dengan mencukupi segala kebutuhan hidupnya disalah gunakan. Si
istri terpengaruh dengan gaya hidup teman-temannya yang hidup foya-foya
dan sesukanya belanja, sehingga begitu boros memakai uang.
Suaminya merasa kepercayaan yang
diberikan kepada istrinya dalam masalah keuangan telah disalahgunakan.
Kartu ATM suaminya yang diserahkan untuk dipakai, ternyata saldonya
kosong. BPKB mobil sudah digadaikan dan masih lagi banyak utang pada
renteiner.
Kata “Cerai” itulah yang terucap dari
mulut suaminya dan itulah yang membuat istrinya ketakutan setengah mati
dan sampai minta ampun. Si suami merasa dihianati, karena sudah
mati-matian mencari duit, si istri dengan enaknya
menghambur-hamburkannya.
Mengapa baru sekarang si suami menyadari
kelakuan istrinya yang sudah menghabiskan begitu banyak uang dan utang
ada di mana-mana?
Ternyata demi untuk menutupi
kelakuannya, si istri menggunakan bantuan seorang paranormal. Tentu saja
si istri ini kaget setengah mati sampai hampir mati mendadak, mengapa
sekarang suaminya tahu perbuatannya?
Mungkin istilah “Sepandai-pandainya
tupai melompat, akhirmya jatuh ke tanah juga” adalah istilah yang tepat
atas kelakuan si istri ini.
Ketika mengadukan hal ini pada paranormal langganannya itu, si paranormal hanya berkata,”Sedang apes, Bu!”
“Jadi gimana dong?” Tanya si istri ini ketakutan.
“Tak ada cara lain, minta maaf dan ubah sikap hidup biar rumah tangga tetap utuh!” Pesan si paranormal.
Saya yakin, kelakuan si istri ini,
bukan satu-satunya di sekitar kita yang terjerumus dalam hidup sesukanya
menggunakan uang suaminya yang telah bekerja dengan memeras energi.
Memang katanya hidup adalah pilihan
katanya. Namun bukankah perlu menggunakan akal sehat dalam
memilih?Jangan hanya karena lebih mementingkan diri sendiri dalam
memilih, kemudian anak-anak yang harus menjadi korban karena sebuah
perceraian yang sebenarnya dapat dihindari.
Posting Komentar